Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Trump Menampik Rencana Pengiriman Pasukan untuk Hadapi Iran

image-gnews
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengajukan tawaran baru untuk mengakhiri shutdown. Sumber: Alex Brandon/AP/aljazeera.com
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengajukan tawaran baru untuk mengakhiri shutdown. Sumber: Alex Brandon/AP/aljazeera.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa, 14 Mei 2019, kecewa dan menyangkal pemberitaan surat kabar New York Times yang mewartakan para pejabat tinggi Amerika Serikat sedang mendiskusikan rencana pengiriman hingga 120 ribu pasukan militer ke Timur Tengah. Pengiriman pasukan itu ditulis untuk menangkal setiap serangan Iran. 

"Saya pikir itu berita bohong, oke? Sekarang, apakah saya akan melakukan hal itu? Tentu. Akan tetapi kami belum merencanakan untuk itu. Semoga saja kami tak harus merencanakan hal itu (pengerahan pasukan). Kalau pun harus, kami akan mengirim jumlah yang lebih banyak dari itu," kata Trump di Gedung Putih, Amerika Serikat, 14 Mei 2019 waktu setempat.

Baca juga: Menlu Inggris dan Jerman Khawatir Konflik Amerika dan Iran  

New York Times dalam laporannya menulis berdasarkan sebuah sumber di pemerintahan, Menteri Pertahanan Amerika Serikat sementara Patrick Shanahan telah mempresentasikan sebuah rencana terbaru pada akhir pekan lalu dalam sebuah pertemuan para pejabat tinggi keamanan nasional Amerika Serikat. Dalam pertemuan itu, direka-reka kemungkinan mengirimkan sekitar 120 ribu pasukan Amerika Serikat ke Timur Tengah jika Iran menyerang pasukan militer negara itu atau meningkatkan program senjata nuklirnya. 

New York Times menulis, dalam rencana itu tidak diserukan melakukan serangan militer via darat yang secara teori membutuhkan lebih banyak pasukan militer.

Rencana tersebut secara tak langsung menggambarkan adanya perintah perubahan oleh tim pemantau Iran, termasuk Penasehat Keamanan Nasional Amerika Serikat, John Bolton.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca juga: Jadi Andalan AS Hadapi Iran, ini Kemampuan Pesawat Pengebom B-52 

Sebelumnya Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei meyakinkan tidak akan ada pertempuran antara Amerika Serikat dengan Iran. Namun Teheran pun sudah tidak sudi lagi melakukan dialog dengan Amerika Serikat. 

Program nuklir Iran dituding digunakan untuk membuat bom nuklir, namun tuduhan itu berulang kali dibantah Iran. Di bawah pemerintahan Trump, Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015. Walhasil, ketegangan Iran – Amerika Serikat semakin meningkat, khususnya setelah Trump menggunakan berbagai cara untuk menekan Iran agar mau duduk bersama melakukan negosiasi.

REUTERS | EKO WAHYUDI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

3 jam lalu

Donald Trump. REUTERS
Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.


Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

4 jam lalu

Seorang pejabat meluncur ke bawah tali saat penggerebekan helikopter terhadap kapal MSC Aries di laut dalam tangkapan layar yang diperoleh dari video media sosial yang dirilis pada 13 April 2024. Video diperoleh Reuters/via REUTERS
Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.


Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

8 jam lalu

Bendera Korea Utara berkibar di samping kawat berduri di kedutaan besar Korea Utara di Kuala Lumpur, Malaysia, 9 Maret 2017. [REUTERS / Edgar Su]
Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.


Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

1 hari lalu

Teknisi mengerjakan menara peluncur rudal M270 di Lockheed Martin Camden Operations di Camden, Arkansas, AS, 27 Februari 2023.REUTERS/Kevin Lamarque
Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza


Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146


Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

2 hari lalu

Benjamin Netanyahu. AP/Jim Hollander, Pool
Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

Benjamin Netanyahu memastikan akan melancarkan operasi militer melawan Hamas di Rafah, selatan Gaza, tak peduli apakah akan tercipta kesepakan


5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

3 hari lalu

Ilustrasi penukaran mata uang asing dan nilai Rupiah.  Tempo/Tony Hartawan
5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.


Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

3 hari lalu

Pria Palestina dikumpulkan dan ditelanjangi oleh pasukan Israel di Gaza sebelum dibawa ke lokasi yang dirahasiakan. Foto : X
Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

Israel sedang membangun 'jaringan kompleks' pos pemeriksaan untuk mencegah pria Palestina 'usia militer' melarikan diri dari serangan Rafah


Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

3 hari lalu

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

Iran akan mendorong pertukaran ekspor impor pada subsektor hortikultura khususnya yang berkaitan dengan buah-buahan


World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

4 hari lalu

Relawan di salah satu dapur World Central Kitchen (WCK) menyiapkan makanan untuk disajikan kepada pengungsi Palestina di kamp Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, 18 Maret 2024. Sejak 07 Oktober 2023, hingga 1,9 juta orang, atau lebih dari 85 persen dari populasi, telah mengungsi di seluruh Jalur Gaza, bahkan ada yang mengungsi lebih dari satu kali, menurut Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), yang menambahkan bahwa sebagian besar warga sipil di Gaza berada dalam kondisi 'sangat membutuhkan'. bantuan dan perlindungan kemanusiaan'. EPA-EFE/HAITHAMI IMAD
World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

Setelah sebulan kejadian penyerangan pada relawan World Central Kitchen, LSM itu sekarang siap beroperasi kembali